“Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.”

Peribahasa di atas mungkin tepat untuk menjawab rasa penasaran saya selama ini, mengapa saya merasa nyaman ketika berada di tengah-tengah karyawan TaniHub Group. Dugaan saya seperti ini: mereka di-hire oleh orang-orang yang memang juga memiliki karakter yang tidak jauh berbeda. Berarti karakter para karyawan “jatuh” tidak jauh dari karakter tim People and Culture.

Berbicara mengenai tim People and Culture, saya punya sebuah pengalaman menarik. Pada hari pertama saya memulai peran sebagai intern dalam departemen Corporate Communication TaniHub Group, saya melihat seorang perempuan dengan lesung pipi yang dalam, seakan-akan memancarkan aura positif yang besar. Bahkan sering kali ia didatangi oleh karyawan lain untuk sekadar berbincang atau membahas sesuatu yang lebih serius. Seperti magnet bagi karyawan, menurut saya.

Berbekal rasa penasaran, akhirnya saya mengetahui namanya. Adisty Paulina, HRBP TaniHub Group. Berhubung saya juga mendapatkan tugas untuk menulis, sekalian saja saya menulis tentang perempuan yang akrab disapa Adis ini. Janji temu sudah kami sepakati. Tidak sulit dan tidak berjarak, itu kesan yang saya dapat ketika meminta waktu Adis untuk berbincang-bincang. “All good! Aku bisa kok”, jawab Adis.

Hari itu pun tiba. Dengan raut wajah penuh senyuman dan suara yang lembut, Adis menyapa saya. Lulusan Deakin University – Melbourne ini mengawali pembicaraan kami tentang “kecelakaannya” masuk ke dalam dunia Human Resources. “Sebenernya dulu aku pengen di bidang psikologi klinis. Tertarik sih jadi psikolog,” ungkap Adis sambil tertawa khas dengan lesung pipinya.

Dunia agriculture memang bukan bidang yang dikuasai oleh Adis, tapi hal ini juga yang membuat Adis tertantang untuk memulai kariernya. Adis memang sempat khawatir mengenai tugas yang akan dia lakukan pada awal kariernya di TaniHub Group. Namun perempuan yang “Ternyata Batak” ini dapat dengan baik menjalankan semua tugasnya.

“I love being around and building relationships with people”, ungkap Adis. Mungkin ini menjadi bekal kuat yang membuat para karyawan tidak takut dengan statusnya sebagai HR. Maklum, sebelumnya saya memang beranggapan bahwa departemen HR adalah departemen yang ditakuti di semua perusahaan. Nah, dengan karakter seperti ini, tidak heran kalau karyawan bisa akrab dan tidak berjarak dengan tim People and Culture.

Rasa penasaran saya tidak berhenti sampai berbincang-bincang dengan Adis. Saya pun mencoba bertanya kepada beberapa karyawan mengenai gambaran mereka tentang Adis. Waw! Percaya atau tidak, semuanya–iya benar, semuanya–menggambarkan Adis dengan kata-kata yang sama: Senyum, energik, dan lesung pipi. Mau membuktikan sendiri? Mampir saja ke kantor kami di Kawasan Mega Kuningan, kemudian sapa Adis, dijamin kalian akan mendapatkan balasan senyuman tulus yang membuat kalian merasa akrab.

Saking akrabnya, saat berbincang dengan Adis pun saya baru menyadari bahwa pertemuan kami sudah lebih dari dua jam. Beberapa tugas yang harus saya kerjakan sudah mengantre untuk diselesaikan. Hmm tidak apa-apa, seperti kata Adis, “all good!”.

Penulis: Felicia Sapphira

Kategori: Berita

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


Math Captcha
+ 39 = 49