Media audio visual memiliki peranan penting dalam strategi marketing sebuah perusahaan. Selain harus menarik, media ini juga harus mampu menyampaikan key messages yang ingin perusahaan sampaikan kepada konsumen. Proses berpikir kreatif menjadi suatu hal yang sangat krusial untuk menciptakan sebuah karya audio visual yang ciamik.

Bagi beberapa orang, proses mencari ide dapat terasa menjemukan. Istilah creative blocks pun lumrah ditemui. Alasannya pun beragam, mulai dari kerja di bawah tekanan sehingga tidak mampu memikirkan ide-ide brilian, sampai dengan ketakutan akan mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Bahkan, tak sedikit yang rela bepergian jauh untuk mendapatkan inspirasi demi mendapatkan ide-ide kreatif.

Layaknya pekerja kreatif lainnya, Hans, Senior Video Content Specialist TaniHub juga terus mengasah imajinasinya. Berbagai cara pun ia lakukan untuk mempertajam ide dan gagasan. Penasaran atas apa yang dilalui Hans dalam proses berpikir kreatif, saya pun mencoba menggalinya melalui pertemuan secara daring.

Baca juga: #LifeOfTaniSquad: Ternyata Seperti Ini “Orang HR” di TaniHub Group!

Pagi itu, jam menunjukkan pukul 10 ketika pertemuan virtual kami dimulai. Dengan kaos berwarna hitam dan nuansa kamar yang sangat artsy, Hans mengawali ceritanya tentang awal mula ia menjejakkan kaki di dunia videografi. Siapa sangka, perjalanan awalnya sebagai music scorer dalam ajang lomba L.A. Lights malah membawanya ke posisinya saat ini.

Video-video di kanal YouTube TaniHub merupakan “hasil panen” milik Hans dan timnya. Karyanya yang tiada henti membuat orang lain terkesima, memunculkan tanda tanya, bagaimana ia mendapatkan ide ini? Klasik, ya?

Pria kelahiran Jambi, 24 Oktober 1994 ini mengaku bahwa pencarian ide bukanlah sebuah hal yang sulit baginya. Apa yang ia tonton, ia baca, bahkan obrolannya dengan orang lain pun dapat menjadi inspirasi baginya untuk berkreasi. Ia mengaku bahwa sesi sharing dengan orang yang ahli di bidangnya membangunkan semangatnya.

“Aku pernah iseng-iseng nge-tag mas Yandy Laurens (Penulis dan sutradara) di Instagram Storyku, terus dia liat, dan kita jadi sharing bareng.”

“Aku pernah nanya sama mas Yandy, apa yang bikin film dia punya karakter. Di situ beliau jawab, kalo mas Yandy gak punya formula khusus. Beliau hanya bilang, apa yang beliau lihat, dengar, rasakan, semua dituangkan dalam karya-karyanya. Di situ aku merasa, kalau apa yang aku lakuin selama ini udah benar” ujarnya.

“Karakter itu akan sendirinya terbentuk, karena pasti apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan pasti ada yang berbeda dengan orang lain.”

Baca juga: Catatan Perjalanan: Bali yang Tak Pernah Benar-Benar Jauh

Bagi Hans, inspirasi itu tidak terbatas dan dapat bersumber dari hal sederhana, sesederhana apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan. Hans yakin, bahwa referensi itu tidak melulu tentang bepergian jauh, karena referensi itu sesederhana apa yang sedang dinikmatinya saat itu. Kalau kamu, dari mana biasanya kamu mendapatkan inspirasi?


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


Math Captcha
14 − = 7