Industri pertanian tercatat menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari peran garda terdepan pemenuh kebutuhan pangan nasional dan juga aktor-aktor pendukungnya guna terserapnya hasil panen para petani secara menyeluruh.
Salah satunya adalah “pasukan khusus” TaniHub Group yang bertugas untuk memindahtangankan produk-produk segar tersebut ke tangan para pelanggan. Pola pikir yang kreatif dan kepiawaian dalam berkomunikasi menjadi dua poin penting dalam proses penjualan. Perkenalkan, Nila Rita Sulandari, salah satu Commercial Specialist Patriot TaniHub Bali yang membawa dua poin penting tadi dalam pekerjaan kesehariannya.
Pada hari Senin minggu kedua Februari, Nila berbagi cerita secara virtual (Ya, ini solusi terbaik bagi kami yang terpisahkan oleh Selat Bali). Nila menuturkan beberapa kisah yang sudah dilaluinya selama empat bulan bergabung di TaniHub Group. Sebagai tugas utama, Nila harus mencari dan mengajak mitra-mitra baru untuk bergabung dalam program Patriot. “Targetnya bukan cuma ke end user (pelanggan individu) aja, tapi juga masuk ke komunitas-komunitas,” jelasnya.
Salah satu “gebrakan” perempuan kelahiran Denpasar, 13 Januari 1990 ini adalah ia mulai menyasar berbagai komunitas dalam kalangan pemerintahan. “Aku sekarang lagi dalam proses deketin ibu-ibu PKK kota Bali. Tapi ya sulitnya itu, aku masih belum direspon sama ibu ketuanya. Mereka sukanya kumpul rame-rame, ketemu langsung, sedangkan kondisinya masih belum memungkinkan. Apalagi sekarang di Bali lagi PSBB,” ungkap perempuan penyuka warna pastel ini.
Walaupun penuh tantangan, “menyerah” bukanlah nama tengahnya. Menurut Nila, hal seperti ini justru mendorong untuk terus mengasah pola pikir kreatifnya. “Kita harus pinter-pinter baca peluang. Apakah kita bisa masuk ke lingkungan yang akan kita tuju. Perbanyak observe dan engage, lama-lama kita akan tau tipe pendekatan seperti apa yang cocok”, ucapnya.

Nila juga mencontohkan bahwa beda target juga berbeda pendekatan. “Kalo ke ibu-ibu PKK ini, aku nggak nawarin workshop sebagai pembukanya, tapi aku nawarin hadiah dulu”, tambah Nila sembari tertawa.
Tidak hanya memasarkan produk, Nila juga memiliki peran lain, yakni sebagai project leader untuk program TaniHub Bali bersama GoodangKopi yang beberapa waktu lalu sempat menemui jalan buntu. “Waktu pertemuan pertama, aku sempet ditolak sama pihak mereka. Akhirnya aku cari celahnya di pertemuan kedua dengan ketemu sama orang kitchen-nya langsung. Ternyata mereka punya program Sunday Market. Pas banget, aku juga lagi kontakan dengan orang Denpasar Viral untuk kebutuhan sumber berita mereka. Jadi aku tawarin deh ke tim GoodangKopi, apakah mereka bersedia kalo program Sunday Market-nya diliput atau nggak. Eh, mereka mau! Akhirnya mereka jadi klien tetap kita, deh,” ungkap TaniSquad yang gemar menyantap gado-gado ini.
Bagi Nila, engagement menjadi hal yang krusial dalam profesinya. Menurutnya, kedekatannya dengan klien tidak boleh hanya berhenti pada ranah profesional. “Aku juga selalu inget-inget nilai social impact itu, biar apa? Biar yang seneng nggak cuma aku aja. Aku nggak mau kalo cuma aku aja yang untung. Klienku juga harus untung, begitulah,” lengkapnya.
Berbicara mengenai untung-rugi, Nila mengatakan bahwa kesempatan untuk bergabung bersama TaniHub Group tidak sedikitpun ia sesali. “Aku bisa meluangkan ide-ide baruku di sini dan semua orang selalu dukung aku. Katanya, maju aja terus, bakal di-support,” ungkapnya. Menurutnya, support system inilah yang meningkatkan kepercayaan diri dalam pengembangan ide-ide kreatif.
0 Komentar